SI PENCINTA

Senin, 14 September 2009

Mencari ketenangan jiwa dengan berdzikir ?!



Dijaman yang serba materi ini, manusia seringkali terjebak dalam kesibukan yang tidak henti. Kesibukan yang terus bergerak seiring gerak detik jarum jam, detik demi detik terlewati dengan begitu cepat. Dan pada akhirnya, akan sampai pada suatu titik jenuh, titik dimana semua kesibukan itu serasa membosankan tiada kepalang. Situasi ini bisa saja dialami oleh siapapun tanpa terkecuali, karena memang demikianlah manusia diciptakan (al-Ma’arij 19-20).

Dalam situasi terjepit seperti itu, satu hal yang paling banyak dicari orang, yaitu ketenangan jiwa. Karena dengan jiwa yang tenang, maka semua jalan akan terbuka. Semua kesulitan akan terlepaskan, semua kebosanan akan sirna.Rejeki akan datang berlimpah, yang datangnya saja tidak bisa diperkirakan sumbernya (An-Nahl 112).

Salah satu cara yang direkomendasikan oleh Al-Qur’an untuk mendapatkan ketenangan jiwa ini, adalah dengan berdzikir kepada Allah SWT (Al Ra’d 28).

Berdzikir bukanlah pekerjaan yang sulit, hampir semua manusia bisa melakukannya kapan dan dimana saja. Setidaknya ada dua macam cara berdzikir ini, yakni berdzikir secara rahasia (dzikir sirry) dan berdzikir secara terang-terangan (dzikir jahry).

Dzikir Sirry biasanya dilakukan dengan ritual-ritual dan doa tertentu, yang kemudian lebih dikenal sebutan Thariqah. Sedangkan dzikir jahry, adalah segala bentuk prilaku dan bacaan yang bisa mengingatkan manusa kepada Penciptanya. Pendek kata, dzikir jahry adalah segala bentuk kebaikan yang biasa dilakukan oleh manusi yang nantinya bisa mengingatkan manusia itu siapa dirinya, dan siapa Penciptanya.

Karena itu siapapun bisa menjalankan dzikir jahry ini, tapi tidak demikian dengan dzikir sirry. Sebab dzikir sirry memiliki ritual, doa, prosedur dan ketentuan tertentu yang harus dijalani oleh seseorang yang akan atau sedang menjalankannya.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda