SI PENCINTA

Senin, 14 September 2009

Menjadi Manusia Sempurna, Bisakah?





I know I know, jawabannya sudah jelas, nggak ada itu manusia yang sempurna, tapi apakah itu bisa dijadikan sebagai alasan untuk merujuk berbagai kekurangan kita sebagai manusia? Bisa ya bisa tidak..

Untuk hal-hal yang sebenarnya masih bisa diperbaiki, maka alasan bahwa “tidak ada manusia yang sempurna” itu tidak bisa dijadikan alasan yang kuat, contoh simpel nya adalah seseorang yang memiliki temperamen tinggi, sebenarnya mengatur emosi ini bisa dilatih jika orang tersebut benar2 berniat untuk mengubah diri nya, bayangkan jika si orang tersebut dgn enteng mengatakan, “ah, nggak ada manusia yang sempurna” speechles deh..

Pengalaman tinggal di beberapa kota besar dan bertemu dg orang2 yang memiliki karakter dan latar belakang budaya yang bermacam2 amatlah menarik. Dari hasil pengamatan saya pribadi, pada dasarnya semua orang berusaha untuk menjadi seseorang yang sempurna, walau kadar dan implementasi yang digunakan setiap orang berbeda-beda, disini menarik nya :)

Yang amat disayangkan adalah (bahkan berlaku untuk diri saya sendiri), kadang seseorang itu terlalu fokus kepada usaha untuk sempurna di satu segi namun amat sedikit usaha (bahkan mungkin tdk sama sekali) untuk menyempurnakan segi lainnya.

Penampilan oke banget, tapi..

Eh sekali ngobrol kok garing amat atau diajak bicara tentang banyak hal banyak juga yang gak nyambung, atau mukanya kok kuyu, nggak segar, entah kurang tidur, kurang istirahat, terlalu banyak merokok, hobi junk food atau jarang olahraga.

Itu berarti orang tersebut terlalu fokus ke penampilan fashion, tapi dia lupa, penampilan itu juga mencakup yang namanya kepribadian (supel/gaya berbicara), intelegensi (interest/pengetahuan) dan kesehatan fisik (bugar/cukup gizi).

Jarang, teramat jarang saya menemui orang yang tampil bagus di semua sektor tersebut (termasuk diri saya sendiri loh). Jangan katakan itu sbg bukti bahwa tidak ada manusia yang sempurna, karena andainya kita cukup mawas diri, masing-masing dari sisi-sisi tersebut bisa ditingkatkan kok, memang tidak akan bisa sempurna, tapi akan terlihat perbedaannya. Tinggal lagi apakah seseorang itu mau atau tidak membenahinya?

Karena sebenarnya, kebaikan yang bisa di dapat bukanlah hanya untuk interaksi dengan orang lain saja, tapi terutama untuk diri kita sendiri.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda